menubar

Dec 23, 2010

[Newspaper Project] Roses

Another project using newspaper.
Kali ini aku buat mawar dari kertas koran bekas. Mungkin dengan menggunakan kertas warna warni, mawar terlihat lebih cantik. Tapi dengan koran, mawar terlihat unik. Ide awal sebenarnya berawal dari gugling tulip. Dan ketemu gambar tulip dengan pola berita koran di kelopaknya. Ternyata tulip koran itu hanyalah rekayasa photoshop.

Kupikir, bunga dari koran lucu juga. Dan project dimulai. Tapi aku enggak buat tulip (karena susah), sebagai ganti aku buat bunga mawar.
Bahan dan peralatan yang dibutuhkan simple, hanya gunting, lem kertas, sapu lidi dan tentunya koran bekas.
Pertama, aku buat pola kelopak mawar, terdiri dari dua bentuk. Kelopak biasa dan kelopak bentuk hati atau love. Di ujung masing-masing kelopak aku gulung sebagian dengan bantuan lidi. Aku buat banyak karena satu mawar membutuhkan 10 sampai 14 kelopak. Satu kelopak mawar aku gunakan koran rangkap, karena jika hanya satu lembar Koran, terlalu tipis dan bentuk mawar jadi lembek.
Langkah selanjutnya tinggal menyatukan kelopak-kelopak tadi dengan di lem pada batang lidi. Tempelkan saja sesuka hati, sesuai perasaan, melingkar, dan terbentuklah sebuah mawar dari koran bekas. Lucu kan?

Dan jadilah sekuntum mawar dari kertas koran bekas. :-D

Dec 17, 2010

Koran Bekas Bisa Jadi Apa ya?

Koran, kalau udah lewat sehari setelah dicetak, dapat dipastikan kalau koran itu udah basi. Dan paling-paling akan jadi bungkus gorengan. Kok sayang banget ya. Padahal untuk membuat selembar kertas, manusia udah nebang berapa ratus pohon? Dan pohon enggak bisa dicetak pakai mesin pabrik dalam hitungan detik. Pohon butuh bertahun-tahun untuk tumbuh. Dan hutan Indonesia sudah berkurang banyak. Banyak sekali. *Mengheningkan cipta sejenak untuk hutan Indonesiaku*



Pas, kemaren ada waktu aku buat sesuatu dari koran bekas dan plastik. Sekedar memanfaatkan koran bekas.

Pertama, buat persegi panjang dengan ukuran 30cm x 15cm. Lipat rapi menjadi dua sehingga bentuknya jadi persegi. Kemudian sisi bawah dan pinggir kanan aku rekatkan dengan impulse sealer made in China. Sisakan satu bagian terbuka. Kalau jaman dulu pakai lilin buat ngrekatin plastik.





Buatlah beberapa persegi. Kalau aku buat 16 buah. Biar bisa muat banyak.



Selanjutnya buat sampul atau bagian luarnya dengan kardus. Aku pakai kardus bekas bungkus roti. Kan agak tebal tuh. Buat menyerupai sampul buku tebal.



Setelah itu,bagian sampul aku bungkus dengan koran bekas. Aku memilih bagian iklan film bioskop agar sedikit menarik dan berwarna.

Masukkan lembaran-lembaran plastik yang udah dibuat tadi ke dalam sampul kardus. Gunakan lem yang kuat.



Dan jadilah tempat CD/DVD. Lumayan, driver-driver program original dan bajakan tidak lagi tercerai berai.



Dec 4, 2010

Mbak...Pake Deodoran Duong

Pusing, mual, pengen muntah masih berasa hingga malam ini. Efek keracunan itu ternyata belum sepenuhnya hilang. Bukan keracunan makanan atau minuman, tapi keracunan bau ketek. Gila...bau banget tuh ketek.

Ceritanya hari ini menghadiri training UMKM di Unnes. Semua diawali dengan biasa saja. Enggak ada yang spesial.

Tragedi dimulai ketika dua orang perempuan menempati bangku kosong di deretan depanku. Ketika mereka berjalan mendekat, enggak ada perasaan aneh ataupun bad feeling sebelumnya. Tetapi pas mereka duduk, tiba-tiba udara menjadi tercemar. Yup, bau ketek salah satu perempuan itu sungguh membuatku menderita. Dua jam penuh aku berjuang untuk bertahan hidup. Mau pindah, kok ya bangkunya penuh. Ya Allah, ampuni dan bantulah hambaMu ini.

Masalah bau badan enggak bisa dianggap enteng dan sepele. Bau badan bisa memicu perpecahan dan peperangan karena mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Emm... nggak gitu juga kali. Tetapi yang pasti bau badan mengganggu kenyamanan orang-orang sekitarnya. Entah kenapa, beberapa orang tu nggak sadar kalo bau keteknya bikin eneg. Dan teman-teman sekitar merasa sungkan untuk kasih saran dan masukan, berpura-pura semua baik-baik saja meski dalam hati mengumpat. Anjr*t...ketek loe bau banget!!!!

Kembali ke mbak-mbak yang tadi. Emang sih dalam Islam, wanita nggak diperbolehkan memakai parfum dan wewangian jika keluar rumah. Namun hal ini nggak boleh dijadikan alasan buat seorang wanita muslimah untuk tampil dengan bau badan tidak sedap. Banyak cara bisa dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan bau badan. Cara yang paling efektif dengan memakai deodoran selain harus tetap menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali sehari. Banyak varian yang ditawarkan produk deodoran, tinggal pilih aja yang sesuai dengan kepribadian dan kondisi masing-masing.

Kalau nggak mau pakai deodoran atau bedak ketek, masih banyak kok cara lain. Misalnya dengan minum jamu atau obat herbal. Mau bikin sendiri atau instan, lagi-lagi tinggal disesuaikan dengan kebutuhan. Daun sirih, kemangi, beluntas, udah terkenal bisa mengurangi efek tidak sedap bau badan. Cukur juga tuh bulu keteknya. Karena bakteri suka berkembang biak di tempat lembab seperti bulu ketek yang berkeringat. Hindari juga makanan yang memicu bau badan seperti bawang merah, putih, bombay. Bawang nggak hanya bikin bau mulut, tetapi juga memberi kontribusi pada bau badan juga.

Yang bikin aku heran, ni orang kan mahasiswa. Harusnya tu punya pengetahuan dan wawasan yang luas. Google juga udah sediain berjuta-juta tips ngilangin bau badan, dari yang gratis, murah, sampai yang mahal seperti botox dan operasi. Mbok sekali-sekali browsing to mbak mbak. Kasian kan yang ada di sekelilingnya. Harus menjadi "munafik" untuk tetap berada di sampingmu.

Sayang kan kalau ada yang bilang, ayu-ayu kok mambu to mbak...

Dan sebagai sahabat, seharusnya juga kasih saran jika emang peduli dan sayang. Enggak cuma biarin seorang sahabat terjebak dengan bau badan yang enggak dia sadari.

---
Jangan lupa pakai deodoran setelah mandi dan sebelum keluar rumah. Pakai parfum juga ya. Pokoknya jaga kebersihan tubuh deh.